Dharma Wacana
Catur Asrama
I.
Pendahuluan
Om Swastyastu
pertama-tama saya ingin mengucapkan terimakasih
atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk memaparkan sebuah Dharma
wacana
·
Yang
terhormat bapak kelian adat dan kelian dinas banjar kembangsari desa Blahkiuh
·
Demikian
pula sekaa truna yang sangat saya cintai dan banggakan
Pertama-tama
ijinkanlah saya mengaturkan puja-puji syukur karena atas Asung Kerta Wara
Nugraha beliau kita dapat berkumpul disini dan pada saat yang berbahagia ini
saya mendapat kesempatan untuk menyampaikan Dharma wacana yang bertemakan
“Catur Asrama” karena sangat berguna sekali untuk menata kehidupan ini yang
menurut Hindu ada empat jenjang, yang nantinya dapat tercapainya kebahagiaan
yang sejati. Mengapa ada jenjang kehidupan?
II.
Isi
Umat sedharma
yang berbahagia
Manusia diciptakan di dunia ini memang
untuk membayar karma, Jadi tujuannya
disamping melaksanakan jenjang-jenjang kehidupan menurut Hindu yang dibagi
menjadi empat jenis yakni:
1.
Brahmacari
2.
Grahasta
3.
Wanaprasta
4.
Biksuka
1.
Brahmacari
kata bramacari berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua kata yakni
brahma dan cari brahma yang artinya ilmu pengetahuan suci dan cari (car) yang
atinya bergerak. Jadi brahmacari artinya bergerak dalam hal menuntut ilmu
pengetahuan. Ini adalah jenjang pertama yang harus ditempuh dalam kehidupan
karena agar ada bekal ilmu pengetahuan sehingga dalam hal mencari pekerjaan
sangat gampang yakni untuk menempuh ke jenjang pernikahan. Dalam kitab Nitisastra II, 1 masa
menuntut ilmu pengetahuan adalah maksimal 20 tahun, dan seterusnya hendanya
kawin untuk mempertahankan keturunan dan generasi berikutnya, namun untuk masa
menuntut ilmu, tidak ada batasnya umur, mengingat ilmu terus berkembang
mengikuti waktu dan zaman . Maka pendidikan dilakukan seumur hidup. Brahmacari
juga dikenal dengan istilah ” Asewaka guru / aguron-guron ” yang artinya guru
membimbing siswanya dengan petunjuk kerohanian untuk memupuk ketajaman otak
yang disebut dengan ” Oya sakti ” . Dalam masa brahmacari ini siswa dilarang
mengumbar hawa nafsu sex ,karena akan mempengaruhi ketajaman otak.
Dalam kitab Silakrama , pendidikan
seumur hidup dapat dibedakan menurut perilaku seksual dengan masa brahmacari.
Dengan brahmacari dapat dibedakan menjadi 3 bagian, antara lain :
a. Sukla brahmacari artinya tidak kawin
selama hidupnya . Contoh orang yang melaksanakan sukla brahmacari . Laksmana
dalam cerita ramayana, bhisma dalam mahabarata, jarat karu dalam cerita adi
parwa. B. Sewala brahmacari artinya kawin hanya rekali dalam hidupnya walau
apapun yang terjadi.
c. Tresna ( kresna brahmacari ) artinya
kawin yang lebih dari satu kali , maksimal empat kali. Perkawinan ini
diperbolehkan apabila – istri tidak melahirkan
- istri tidak bisa melaksanakan tugas sebagai mana mestinya.
- istri tidak bisa melaksanakan tugas sebagai mana mestinya.
adapun syarat tresna brahmacari adalah :
- mendapat persetujuan dari irtri
pertama
- suami harus bersikap adil terhadap istri-istrinya
- sebagai ayah harus adil terhadap anak
dari istri-istrinya.
2.Grahasta
adalah masa untuk mencari pendamping hidup karena dianggap sudah matang umur ,
merupakan jenjang yang kedua yaitu kehidupan pada waktu membina rumah tangga (
dari mulai kawin ). Kata grahasta berasal dari dua kata. Grha artinya rumah,
stha artinya berdiri. Jadi grahasta artinya berdiri membentuk rumah tangga.
Dalam berumah tangga ini harus mampu seiring dan sejalan untuk membina hubungan
atas darar saling cinta mencintai dan ketulusan.syarat-syarat perkawinan adalah
:
- sehat jasmani dan
rohani
- hidup sudah mapan
- saling cinta mencintai
- mendapat persetujuan dari kedua pihak baik keluarga dan orang tua.
- hidup sudah mapan
- saling cinta mencintai
- mendapat persetujuan dari kedua pihak baik keluarga dan orang tua.
Sejak
itu jenjang kehidupan baru masuk ke dalam anggota keluarga / anggota
masyarakat. Menurut kitab Nitisastra. Masa grahasta yaitu 20 tahun. adapun
tujuan grahasta adalah :
- melanjutkan
keturunan
- membina rumah tangga ( saling tolong menolong, sifat remaja dihilangkan, jangan bertengkar apalagi di depan anak-anak karena akan mempengaruhi perkembangan psikologis anak )
- melaksanakan panca yadnya ( sebagai seorang hindu )
- membina rumah tangga ( saling tolong menolong, sifat remaja dihilangkan, jangan bertengkar apalagi di depan anak-anak karena akan mempengaruhi perkembangan psikologis anak )
- melaksanakan panca yadnya ( sebagai seorang hindu )
3.
Wanaprasta terdiri dari dua kata yaitu ” wana ” yang artinya pohon, kayu,
hutan, semak belukar dan ” prasta ” yang artinya berjalan, berdoa. Jadi
wanaprasta artinya hidup menghasingkan diri ke dalam hutan. Mulai mengurangi
hawa nafsu bahkan melepaskan diri dari ikatan duniawi. Menurut kitab Nitisastra
masa wanaprasta kurang lebih 50 – 60 tahun.
Manfaat
menjalani jenjang wanaprasta dalam kehidupan ini antara lain :
a. Untuk mencapai ketenangan rohani.
adapun filsafat tentang itu :
- orang menang,
tidak pernah mengalahkan
- orang yang kaya karena tidak pernah merasa miskin
- orang yang kaya karena tidak pernah merasa miskin
b. Manfaatkan sisi hidup di dunia untuk
mengabdi kepada masyarakat.
c. Melepaskan segala keterikatan duniawi
4.
Biksuka ( sanyasin )
Kata
biksuka berasal dari kata biksu yang merupakan sebutan pendeta Buda. Biksu
artinya meminta-minta. Masa biksuka ialah tingkat kehidupan yang dilepaskan
terutama ikatan duniawi, hanya mengabdikan diri kepada Tuhan ( Ida Sang Hyang
Widhi Wasa ).
Ciri-ciri
seorang biksuka :
a.
Selalu melakukan tingkah laku yang baik dan bijaksana
b.
Selalu memancarkan sifat-sifat yang menyebabkan orang lain bahagia.
c.
Dapat menundukkan musuh-musuh nya seperti sadripu
-
kama = nafsu
-
loba = tamak / rakus
-
kroda = marah
-
moha = bingung
-
mada = mabuk
-
matsyarya = iri hati
III. Kesimpulan
Jadi manusia
hidup di dunia ini ada tahapan-tahapan yang hendak dicapai agar jenjang
kehidupan menjadi tertata, catur asrama ini juga berguna untuk menerapkan
manusia agar melaksanakan swadharma menurut umur jadi dari umur 0 – 20th
tahun hendaknya digunakan untuk belajar, umur 20th keatas baru
kemudian menginjak ke jenjang menikah dengan mencari pasangan hidup agar
mendapatkan keturunan yakni untuk meneruskan generasi agar tidak putus.
Kemudian pada umur 50-60th setelah matang dalam belajar kemudian
menikah tentu saja banyak memiliki ilmu-ilmu atau pengalaman yang dapat
diterapkan dalam masyarakat atau mengabdi pada masyarakat. Kemudian jenjang
yang terakhir adalah biksuka atau sanyasin dari umur 60th keatas
hendaknya sudah menyerahkan diri dengan Tuhan tidak terikat lagi dengan
nafsu-nafsu yang ada dalam diri apalagi itu nafsu sad ripu. Seorang sanyasin
hendaknya selalu berbuat yang baik dan bijaksana dan tidak banyak memiliki
keinginan-keinginan menyerahkan diri dengan Tuhan dan pasrah.
Umat sedharma
yang berbahagia
Demikianlah
dharma wacana tentang catur asrama semoga bermanfaat bagi kita semua dan saya
mohon maaf apabila ad salah kata baik yang disengaja atau tidak, dan akhir kata
saya tutup dengan parama santih
Om Santih,
Santih, Santih Om
Tidak ada komentar:
Posting Komentar